Apa yang kamu pikirkan pertama kali saat harus menghapal dari sebuah
catatan yang kamu buat penuh dengan paragraf berbentuk teks? Tidak tertarik?
Bosan? Ngantuk? Sakit mata? Atau tidak jadi menghapal? Sebenarnya ada beberapa
teknik untuk mencatat. Namun karena dari dahulu kita sudah diajarkan untuk
mencatat menggunakan bentuk outline
maka metode itu pun terbawa sampai sekarang.
Kita pahami dulu apa manfaat dari mencatat. Mencatat dapat meningkatkan
daya ingat kita, pikiran manusia dapat menyimpan segala sesuaatu yang kita
lihat, dengar dan rasakan. Dengan mencatat kita dapat terbantu untuk mengingat
apa yang tersimpan dalam memori. Tujuan mencatat juga untuk mendapatkan
poin-poin kunci dari buku-buku, laporan, kuliah dan sebagainya. Kita harus mencatat
dengan efektif sehingga informasi akan tersimpan dengan mudah dan mengingatnya
kembali jika diperlukan.
Dua teknik mencatat yang efektif ialah yang pertama mencatat menggunakan
peta pikiran. Dengan menggunakan teknik ini kita bisa mencatat banyak informasi
hanya dengan satu halaman. Peta pikiran menggunakan pengingat-pengingat visual.
Dengan ini kreativitas dan ide-ide bisa kita tuangkan dan dapat memicu ingatan
dengan mudah. Peta pikiran sangat baik digunakan untuk merencanakan dan
mengatur berbagai hal. Misalnya untuk menulis dan mengingat presentasi yang akan
dilakukan.
Untuk membuat peta pikiran, buatlah lingkaran atau bentuk yang anda sukai
dan isi dengan gagasan utamanya dan tulis ditengah kertas berbentuk horizontal.
Lalu tambahkan cabang-cabang dari pusatnya untuk tiap poin-poin. Tulislah kata
kunci pada tiap-tiap cabang. Tulis kata-kata dengan pulpen warna-warni. Tambah
simbol dan ilustrasi. Gunakan huruf-huruf capital dan garis bawahi kata-kata
tertentu. Keluarkan lah kreativitas dengan berani. Manfaat dari teknik ini
ialah kita lebih bisa meningkatkan pemahaman, memusatkan perhatian, fleksibel
dan mneyenangkan.
Yang kedua yaitu teknik Catatan:TS (Tulis dan Susun). Penulisan catatan
ini adalah mendengarkan apa yang didengarkan lalu menuliskan poin-poin utama
disertai dengan pemikiran dan kesan tersendiri. Teknik Catatan:TS menerapkan
cara pikiran sadar ataupun bawah sadar terhadap materi yang sama dengan cara
sadar. Teknik ini cocok untuk mencatat saat acara seminar.
Untuk menggunakan teknik Catatan:TS luangkan waktu setelah pidato atau
seminar itu selesai dan baca kembali catatan tersebut serta tambahkan grafik
jika diperlukan. Yang terbaik adalah dengan menambahkan simbol-simbol yang
dibuat sendiri. Ketika mengulas, simbo-simbol tersebut memicu pikiran untuk
mengingat apa yang dikatakan pembicara dan juga menghidupkan kembai apa yang kita
pikirkan saat itu.
Setelah kita mengenal teknik mencatat yang efektif, kita juga harus
mengetahui kiat-kiat membuat sebuah catatan pada umumnya. Yang pertama adalah
mendengarkan secara aktif. Kita harus tahu apa yang ingin kita pelajari dari
meteri pembicara ini? Apakah sesuatu itu perlu saya ingat? Dsb. Lalu memperhatikan secara aktif. Selain
mendengarkan kita juga harus memperhatikan pada ekspresi wajah pembicara,
gerak-gerik, gerakan tubuh dan tinggi-rendah nada suaranya. Yang ketiga ada
partisipasi. Ikutlah dalam diskusi-diskusi dan acungkan tangan pada sesi tanya
jawab jika ada yang Anda tidak mengerti. Selanjutnya tinjauan awal. Sebelum
menghadiri seminar pelajarilah dan siapkan informasi yang terkait dengan materi
yang akan pembicara sampaikan.
Keempat yaitu membuat yang auditorial menjadi visual. Catatan ini harus
bersifat pribadi dan berarti bagi Anda seperti hasil jepretan kamera. Kelima,
jadikan mengulang itu mudah. Gunakan lembaran-lembaran lepas bukan kertas dalam
satu buku lalu Anda dapat menggantungkannya pada mading agar sering terlihat
dan dibaca. Setelah kita mengetahui kiat-kiat ini kita tidak hanya sekedar tahu
tapi yang terakhir kita harus mencoba dan mengaplikasikannya.
Pilihlah teknik yang paling cocok dan membantu kamu dalam mencatat.
Sumber: De Porter, Bobbi, dan Hernacky, Mike. 1999. Quantum Learning
Oleh: Renisa Oktavinesa
D3 Administrasi Bisnis
145211022
Sumber: De Porter, Bobbi, dan Hernacky, Mike. 1999. Quantum Learning
Oleh: Renisa Oktavinesa
D3 Administrasi Bisnis
145211022

Tidak ada komentar:
Posting Komentar