Pada umumnya seseorang mengambil cara berpikir secara tidak sadar dan
yang paling disukainya serta akan tetap menggunakannya seumur hidup. Melalui pendidikan
yang kita dapatkan , kita telah mendisiplinkan otak untuk bekerja seusai pola
yang sudah ada. Padahal, seandainya kita dapat menggunakan lebih banyak
imajinasi di dalam cara berpikir kita, kita bisa terhubung dengan masa lampau
untuk menyadari risiko dan peluang.
Ada berapa pola dasar kah cara kita berpikir? Yang pertama yaitu
pemikiran konvergen. Pemikiran yang
terfokus dan dikaitkan dengan hal-hal spesifik. Para pemikir pola ini mengarah
pada jawaban tertentu dan mereka mampu memfokuskan perilaku dalam menyampaikan “disini
dan sekarang ini”. Para pemikir terfokus biasanya mampu saling mengikuti dengan
relative mudah, saat setiap orang memahami apa yang menjadi fokusnya.
Cara berpikir konvergen didasarkan
pada suatu pola yang sudah ada. Mereka berorientasi
pada hasil dan mampu bekerja dengan sangat baik bila pekerjaan yang mereka
lakukan mengacu pada serangkaian aturan dan paradigm saat ini. Misalnya saat
kita akan menyusun laporan, kita memakai pola dan menuruti aturan yang sudah
ada. Jadi kita membuat laporan tersebut dimulai dari bab pendahuluan, isi, lalu
penutup secara berurutan.
Jika kita melihat contohnya di suatu pabrik, karyawan tiap hari ditekan
untuk memenuhi target produksi atau bahkan lebih. Tersedia berbagai imbalan dan
berbagai penghargaan untuk karyawan yang bisa melakukan nya. Dengan seperti ini
mereka berfokus pada hasil dan pada kehidupan yang lebih berhasil, sehingga mereka
mengesampingkan ide-ide yang mereka punya. Biasanya, pria cenderung memiliki
cara berpikir konvergen ini.
Pemikiran ini sangat bermanfaat bila diperlukan keputusan cepat yang menyangkut
hidup atau mati. Di lingkungan kerja yang didominasi oleh kaum pria, pemikiran
ini sudah menjadi gaya berpikir dominan
yang ditetapkan oleh sujumlah orang yang berhasil naik ke puncak dan patut
dicontoh.
Yang kedua adalah cara berpikir divergen.
Pemikiran ini dikaitkan dengan eksplorasi dan kreativitas, terbuka dan bergerak
menjauh. Keuntungannya bahwa mereka sering unggul dalam menghasilkan ide dan alternatif
yang beragam. Orang-orang yang memiliki pikiran kreatif merasa sulit bekerja
dalam batasan-batasan konvensional atau di dalam sebuah system yang disiplin.
Kemungkinan besar kerja tim bisa menjadi masalah karena pemikir divergen sering
menganggap pemikir kreatif lainnya sulit diikuti.
Pola berpikir divergen selalu bergerak, mengarah keluar, mencari sesuatu
yang menarik di sepanjang perjalanan. Mereka menganggap perjalanan ini sangat
menyenangkan, dan bila ada yang menghentikaanya maka ia akan merasa tidak
senang atau bahkan frustasi. Orang-orang yang menonjol dengan pemikiran divergen akan sulit beradaptasi dengan
perusahaan atau organisasi yang terstruktur. Para pemikir divergen menganggap pemikir terfokus sebagai orang yang berpikiran
sempit dan berorientasi jangka pendek. Sedangkan para pemikir konvergen menganggap para pemikir
kreatif sebagai penganggu dan suka bertindak seenaknya.
Pada umumnya wanita menggunakan cara bepikir divergen. Misalnya saat menghadapi suatu masalah di kelompok kecil,
wanita cenderung akan membagi masalah tersebut dan mengajukan pertanyaan
terbuka. Tujuan adalah untuk membuat si pemilik masalah melihat situasi
sekeliling, agar mampu mengungkapkan beberapa kemungkinan. Tidak harus
menyelesaikan masalah , tetapi memberikan dukungan sepanjang masalah
penyelesaian dan membuka kesempatan penyelidikan baru.
Terlepas dari perbedaan gender, kedua pendekatan penyelesaian masalah ini
memiliki keunggulan masing-masing . Pada saat kritis atau ketika hanya ada
sedikit waktu, diperlukan proses berpikir yang menghasilkan tindakan segera. Pada
saat diperlukan pendekatan yang perlu pertimbangan matang, pola divergen untuk
menemukan opsi diikuti sebuah keputusan akan memberikan hasil yang terbaik.
Para pemikir terbaik adalah mereka yang dilahirkan dengan kemampuan
untuk, atau belajar menguasai cara beripikir terfokus (konvergen) dan pola berpikir divergen kreatif. Karena ada masalah tertentu di mana logika
terstruktur dapat menghasilkan hasil terbaik dan ada juga masalah lain di mana
pemikiran yang lebih elastic akan berhasil.
Sumber: S.P. Reid. Berpikir Strategis
Oleh: Renisa Oktavinesa
1A - D3 Administrasi Bisnis
145211022

iya saya setuju,
BalasHapusi like it so much hmmmm
BalasHapus