Senin, 11 Mei 2015

Menata Pentas Belajar

Jika kita belajar dan bekerja di lingkungan yang ditata dengan baik, maka otak kita akan mudah untuk menyerap materi dan membuat diri kita menjadi lebih produktif. Tempat kita belajar juga harus ditata layaknya sebuah panggung. Kita harus memperhatikan pencahayaan, perabotan, visual, musik, nuansa warna dan bentuk yang akan menentukan suasana hati.

Semua ini dimulai dari ruang pribadi Anda seperti kamar atau tempat Anda bekerja dan belajar. Mengubah tempat ini menjadi tempat yang optimal adalah tugas Anda karena hanya Anda yang mengetahui mana yang cocok dan nyaman untuk diri Anda sendiri. Karena dari kenyamanan maka akan menciptakan rasa santai sehingga Anda bisa berkonstrasi dengan baik dan mampu belajar dengan mudah.

Akan sangat baik jika Anda mempunya ruanh terpisah untuk diri Anda sendiri didalam rumah. Karena dengan seperti ini anda akan terbebas dari gangguan-gangguan. Setelah menyiapkan ruang, Anda dapat megerjakan detail-detailnya. Sebagian orang menyukai lingkungan formal yang terstruktur, dan yang lain lagi lebih menyukai lingkungan yang tidak terlalu kaku seperti adanya meja dapur dan kursi malas.

Kemudian hal yang harus Anda perhatikan adalah pencahayaan. Ruangan harus mendapat cukup cahaya agar mata tidak mudah lelah. Taruh juga rak untuk buku-buku dan bahan-bahan rujukan. Sediakan buku catatan atau alat perekam jika sewaktu-waktu Anda perlu untuk mencatat ide-ide yang muncul. Buatlah rencana harian untuk mengatur waktu Anda. Tulislah pernyataan positif di sebuah notes dan tempelkan agar mudah dibaca  sehingga mengingatkan Anda untuk tetap berada dalam kerangka berpikir sikap ingin maju.

Musik pun diperlukan untuk mengiringi proses belajar Anda. Dengan musik maka denyut nadi dan tekanan darah akan menurun, gelombang otak melambat dan otot-otot menjadi relaks. Teori mengatakan bahwa dalam situasi otak kir sedang bekerja, musik akan membangkitkan reaksi otak kanan yang intuitif dan kreatif sehingga masukannya dapat dipadukan dengan keseluruhan proses. Musik yang menurut penemuan Dr. Lozanov paling membantu adalah musik barok seperti Bach, Pachelbel dan Vivaldi.


Buatlah juga tanda-tanda positif yang bisa merangsang visual Anda sehingga dapat mengingatkan Anda mampu menjadi orang yang istimewa. Misalnya buatlah slogan atau kata-kata mutiara sebagai pemicu semangat. Simpanlah ucapan terima kasih, hadiah atau kartu penghargaan dari teman-teman. Pajanglah sertifikat ataupun penghargaan yang pernah Anda terima. Tempelkan potret Anda yang menunjukkan bahwa Anda pernah meraih keberhasilan. Manfaat nya adalah agar Anda semakin termotivasi dan bersemangat untuk menciptakan serta meraih keberhasilan-keberhasilan lainnya.

Sumber: De Porter, Bobbi & Hernacky, Mike. 1999. Quantum Learning 
Oleh: Renisa Oktavinesa
1A - D3 Administrasi Bisnis
145211022

Minggu, 10 Mei 2015

Mengenal Gaya Belajar

Sadarkah kamu bahwa belajar dan berkomunikasi akan lebih mudah jika kita dapat menyerap serta mengolah infomasi menggunakan gaya kita sendiri? Gaya belajar adalah kombinasi dari bagaimana kamu menyerap , lalu mengatur, dan mengolah informasi. Jika kita mengenali dan akrab dengan gaya belajar sendiri maka akan sangat membantu proses belajar menjadi lebih cepat dan mudah. Mengenali cara belajar orang lain pun akan memperkuat hubungan kita dengan mereka.
Ada tiga macam gaya belajar, yaitu visual, auditorial, dan kinestetik. Kamu bisa menemukan gaya belajarmu atau orang lain dengan cara sederhana, yaitu mendengarkan petunjuk-petunjuk dalam pembicaraan. Misalnya kamu lebih sering mengucapkan “tampaknya itu cocok untukku” atau “aku mengerti masalahnya” atau mungkin yang lebih sering adalah “kedengarannya itu cocok untukku. Cara lain adalah memperhatikan perilaku Anda ketika menghadiri seminar. Apakah kamu lebih menyerap informasi dengann membaca makalah yang dibagikan atau mendengarkan pembicara nya?
Banyak ciri-ciri perilaku yang merupakan petunjuk kecenderungan belajar kamu. Ciri orang-orang visual, misalnya:
-          Rapi dan teratur
-          Berbicara dengan cepat
-          Teliti terhadap detail
-          Mementingkan penampilan
-          Mengingat apa yang dilihat, daripada apa yang didengar
-          Pembaca cepat dan tekun
-          Lebih suka seni daripada musik
-          Mencorat-coret tanpa arti selama rapat atau bertelepon

Ciri-ciri orang auditorial :
-          Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja
-          Mudah terganggu oleh keributan
-          Merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam berbicara
-          Lebih suka musik daripada seni
-          Suka berbicara, suka berdiskusi dan menjelaskan sesuatu panjang lebar
-          Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
-          Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
-          Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya

Ciri-ciri orang kinestetik:
-          Berbicara dengan perlahan
-          Menanggapi perhatian fisik
-          Menyentuh orang untuk mendapat perhatian mereka
-          Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
-          Banyak menggunakan isyarat tubuh
-          Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama
-          Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang


Menyesuaikan gaya belajar Anda dengan orang lain adalah cara yang sangat baik untuk mencipkan keakraban dan suasana saling pengertian. Mengenali gaya belajar orang lain adalah kunci penting untuk menghasilkan presentasi Anda yang paling efektif. Misalnya, bila Anda mengetahui atasan Anda adalah seorang visual maka Anda bisa menyampaikan materi visual berupa slide dan makalah.

Sumber: De Porter, Bobbi, dan Hernacky, Mike. 1999. Quantum Learning
Oleh: Renisa Oktavinesa
1-A D3 Administrasi Bisnis
145211022

Kamis, 07 Mei 2015

Manfaatkan kedua cara berpikirmu

Pada umumnya seseorang mengambil cara berpikir secara tidak sadar dan yang paling disukainya serta akan tetap menggunakannya seumur hidup. Melalui pendidikan yang kita dapatkan , kita telah mendisiplinkan otak untuk bekerja seusai pola yang sudah ada. Padahal, seandainya kita dapat menggunakan lebih banyak imajinasi di dalam cara berpikir kita, kita bisa terhubung dengan masa lampau untuk menyadari risiko dan peluang.
Ada berapa pola dasar kah cara kita berpikir? Yang pertama yaitu pemikiran konvergen. Pemikiran yang terfokus dan dikaitkan dengan hal-hal spesifik. Para pemikir pola ini mengarah pada jawaban tertentu dan mereka mampu memfokuskan perilaku dalam menyampaikan “disini dan sekarang ini”. Para pemikir terfokus biasanya mampu saling mengikuti dengan relative mudah, saat setiap orang memahami apa yang menjadi fokusnya.
Cara berpikir konvergen didasarkan pada suatu pola yang sudah ada.  Mereka berorientasi pada hasil dan mampu bekerja dengan sangat baik bila pekerjaan yang mereka lakukan mengacu pada serangkaian aturan dan paradigm saat ini. Misalnya saat kita akan menyusun laporan, kita memakai pola dan menuruti aturan yang sudah ada. Jadi kita membuat laporan tersebut dimulai dari bab pendahuluan, isi, lalu penutup secara berurutan.
Jika kita melihat contohnya di suatu pabrik, karyawan tiap hari ditekan untuk memenuhi target produksi atau bahkan lebih. Tersedia berbagai imbalan dan berbagai penghargaan untuk karyawan yang bisa melakukan nya. Dengan seperti ini mereka berfokus pada hasil dan pada kehidupan yang lebih berhasil, sehingga mereka mengesampingkan ide-ide yang mereka punya. Biasanya, pria cenderung memiliki cara berpikir konvergen ini. Pemikiran ini sangat bermanfaat bila diperlukan keputusan cepat yang menyangkut hidup atau mati. Di lingkungan kerja yang didominasi oleh kaum pria, pemikiran ini sudah  menjadi gaya berpikir dominan yang ditetapkan oleh sujumlah orang yang berhasil naik ke puncak dan patut dicontoh.
Yang kedua adalah cara berpikir divergen. Pemikiran ini dikaitkan dengan eksplorasi dan kreativitas, terbuka dan bergerak menjauh. Keuntungannya bahwa mereka sering unggul dalam menghasilkan ide dan alternatif yang beragam. Orang-orang yang memiliki pikiran kreatif merasa sulit bekerja dalam batasan-batasan konvensional atau di dalam sebuah system yang disiplin. Kemungkinan besar kerja tim bisa menjadi masalah karena pemikir divergen sering menganggap pemikir kreatif lainnya sulit diikuti.
Pola berpikir divergen selalu bergerak, mengarah keluar, mencari sesuatu yang menarik di sepanjang perjalanan. Mereka menganggap perjalanan ini sangat menyenangkan, dan bila ada yang menghentikaanya maka ia akan merasa tidak senang atau bahkan frustasi. Orang-orang yang menonjol dengan pemikiran divergen akan sulit beradaptasi dengan perusahaan atau organisasi yang terstruktur. Para pemikir divergen menganggap pemikir terfokus sebagai orang yang berpikiran sempit dan berorientasi jangka pendek. Sedangkan para pemikir konvergen menganggap para pemikir kreatif sebagai penganggu dan suka bertindak seenaknya.
Pada umumnya wanita menggunakan cara bepikir divergen. Misalnya saat menghadapi suatu masalah di kelompok kecil, wanita cenderung akan membagi masalah tersebut dan mengajukan pertanyaan terbuka. Tujuan adalah untuk membuat si pemilik masalah melihat situasi sekeliling, agar mampu mengungkapkan beberapa kemungkinan. Tidak harus menyelesaikan masalah , tetapi memberikan dukungan sepanjang masalah penyelesaian dan membuka kesempatan penyelidikan baru.
Terlepas dari perbedaan gender, kedua pendekatan penyelesaian masalah ini memiliki keunggulan masing-masing . Pada saat kritis atau ketika hanya ada sedikit waktu, diperlukan proses berpikir yang menghasilkan tindakan segera. Pada saat diperlukan pendekatan yang perlu pertimbangan matang, pola divergen untuk menemukan opsi diikuti sebuah keputusan akan memberikan hasil yang terbaik.

Para pemikir terbaik adalah mereka yang dilahirkan dengan kemampuan untuk, atau belajar menguasai cara beripikir terfokus (konvergen) dan  pola berpikir divergen kreatif. Karena ada masalah tertentu di mana logika terstruktur dapat menghasilkan hasil terbaik dan ada juga masalah lain di mana pemikiran yang lebih elastic akan berhasil.
Sumber: S.P. Reid. Berpikir Strategis
Oleh: Renisa Oktavinesa
1A - D3 Administrasi Bisnis
145211022

Minggu, 03 Mei 2015

Let's move to Kuadran 2!

Sungguh menyenangkan jika kamu dapat menata diri sehingga lebih banyak yang bisa dikemas dalam hidupmu. Maka akan lebih banyak waktu untuk keluarga, teman-teman, sekolah, diri sendiri dan lebih banyak waktu untuk hal-hal yang utama bagimu.
Untuk bisa mengemas lebih banyak ada suatu model yang disebut kuadran waktu. Kuadran ini terdiri dari dua hal yaitu penting dan mendesak. Penting ialah hal-hal dan kegiatan utama bagimu, yang berkaitan dengan pencapaian misi serta targetmu. Sedangkan mendesak ialah hal-hal yang menuntut untuk dikerjakan segera. Secara umum setiap orang menghabiskan waktu di empat kuadran yang berbeda.
Kuadran  1 adalah tempat untuk orang yang suka menunda-nunda. Disini tempat hal-hal yang mendesak namun penting untuk dikerjakan. Misalnya kita menunda-nunda tugas kita, dan saat tiba waktunya untuk dikumpulkan kita semalaman mengerjakan tugas tersebut karena tugas itu penting untuk dikerjakan dan harus dikumpulkan keesokan hari nya. Orang-orang di kuadran 1 sering mengalami stres, kecemasan, kelelahan dan mendapatkan prestasi yang biasa-biasa saja.  Memang ada orang yang hanya dapat bekerja disaat-saat mendesak saja. Otaknya baru bekerja jika dibawah tekanan dan pada menit-menit terakhir. Namun yang didapatkan hanya sebuah nilai dan akibatnya ia tidak akan mendapatkan apa-apa karena tidak belajar dengan baik.
Kuadran 2 adalah tempat orang-orang yang suka menentukan prioritas. Disini tempat hal-hal penting namun tidak mendesak. Kita melakukan perencanaan terlebih dahulu sehingga kita melakakukan kegiatan dengan teratur. Menyusun segala yang perlu dilakukan lalu menyusun prioritas, memastikan hal yang utama dikerjakan terlebih dahulu dan hal yang kurang penting dilaksanakan terakhir. Misalnya kita sudah menyusun kegiatan untuk pergi les pada hari Sabtu sore namun tiba-tiba saat siang hari temanmu menelepon untuk pergi ke bioskop dan menonton film. Kita harus belajar menolak tapi dengan sambil tersenyum. Carilah solusi serta alternatif lain dan tolaklah dengan halus sehingga ia tidak merasa tersinggung. Misalnya kamu tidak bisa untuk ikut pergi ke bioskop hari Sabtu, tetapi bagaimana jika diundur menjadi hari Minggu sore? Orang-orang di kuadran 2 hidupnya akan terkendali, seimbang, dan memiliki prestasi tinggi.
Kuadran 3 adalah untuk orang yang yes-man.  Ia berusaha menyenangkan dan memenuhi segala permintaan orang lain. Biasanya kamu terlalu takut untuk menolak karena takut orang tersebut marah dan tersinggung. Ia sering takluk kepada tekanan sesame karena ia suka menjadi popular sehingga sesungguhnya ia tidak bisa menyenangkan siapa pun, termasuk dirinya sendiri. Misalnya Ibunya meminta dia untuk belajar malam ini, temanya meminta dia ikut ke pesta mala mini, dan teman klub nya meminta ia latihan mala mini juga. Dan ia menjawab semua permintaan tersebut dengan berkata “ya”. Seperti kata Bill Cosby, “Saya tidak tahu kunci sukses, tetapi kunci kegagalan adalah berusaha menyenangkan semua orang”. Orang di kuadran 3 akan mempunyai reputasi sebagai tukang menyenangkan orang,  kurang disiplin, merasa keset kaki bagi orang lain yang menginjak-injaknya.
Kuadran 3 adalah tempat untuk si pemalas. Kegiatan disini termasuk tidak penting dan tidak mendesak juga. Ia melakukan kesia-siaan. Ia senang melakukan hal dengan berlebihan. Misalnya terlalu banyak tidur, terlalu banyak bermain game, terlalu banyak online. Mungkin kegiatan ini jika dilakukan untuk rileks itu tidak apa-apa namun jika dilakukan berulang kali dalam jangka waktu yang dekat maka kamu berbuat hal yang sia-sia. Orang di kuadran ini akan kurang bertanggung jawab, merasa bersalah dan malas.

Kita sudah mengetahui bahwa kuadran 2 merupakan kesuksesan. Lalu bagaimana cara menggeser waktu kita ke Kuadran 2? Kita harus menciutkan K1 dengan mengurangi sifat menunda-nunda. Katakan tidak terhadap kegiatan-kegiata K3. Dan mengurangi kegiatan bermalas-malasan di K4. 

Sumber: Sean Covey.The 7 Habits of Highly Effevtive TEENS 
Oleh: Renisa Oktavinesa
D3 Administrasi Bisnis
145211022

Sabtu, 02 Mei 2015

Mari mencatat!

Apa yang kamu pikirkan pertama kali saat harus menghapal dari sebuah catatan yang kamu buat penuh dengan paragraf berbentuk teks? Tidak tertarik? Bosan? Ngantuk? Sakit mata? Atau tidak jadi menghapal? Sebenarnya ada beberapa teknik untuk mencatat. Namun karena dari dahulu kita sudah diajarkan untuk mencatat menggunakan bentuk outline maka metode itu pun terbawa sampai sekarang.
Kita pahami dulu apa manfaat dari mencatat. Mencatat dapat meningkatkan daya ingat kita, pikiran manusia dapat menyimpan segala sesuaatu yang kita lihat, dengar dan rasakan. Dengan mencatat kita dapat terbantu untuk mengingat apa yang tersimpan dalam memori. Tujuan mencatat juga untuk mendapatkan poin-poin kunci dari buku-buku, laporan, kuliah dan sebagainya. Kita harus mencatat dengan efektif sehingga informasi akan tersimpan dengan mudah dan mengingatnya kembali jika diperlukan.
Dua teknik mencatat yang efektif ialah yang pertama mencatat menggunakan peta pikiran. Dengan menggunakan teknik ini kita bisa mencatat banyak informasi hanya dengan satu halaman. Peta pikiran menggunakan pengingat-pengingat visual. Dengan ini kreativitas dan ide-ide bisa kita tuangkan dan dapat memicu ingatan dengan mudah. Peta pikiran sangat baik digunakan untuk merencanakan dan mengatur berbagai hal. Misalnya untuk menulis dan mengingat presentasi yang akan dilakukan.
Untuk membuat peta pikiran, buatlah lingkaran atau bentuk yang anda sukai dan isi dengan gagasan utamanya dan tulis ditengah kertas berbentuk horizontal. Lalu tambahkan cabang-cabang dari pusatnya untuk tiap poin-poin. Tulislah kata kunci pada tiap-tiap cabang. Tulis kata-kata dengan pulpen warna-warni. Tambah simbol dan ilustrasi. Gunakan huruf-huruf capital dan garis bawahi kata-kata tertentu. Keluarkan lah kreativitas dengan berani. Manfaat dari teknik ini ialah kita lebih bisa meningkatkan pemahaman, memusatkan perhatian, fleksibel dan mneyenangkan.
Yang kedua yaitu teknik Catatan:TS (Tulis dan Susun). Penulisan catatan ini adalah mendengarkan apa yang didengarkan lalu menuliskan poin-poin utama disertai dengan pemikiran dan kesan tersendiri. Teknik Catatan:TS menerapkan cara pikiran sadar ataupun bawah sadar terhadap materi yang sama dengan cara sadar. Teknik ini cocok untuk mencatat saat acara seminar.
Untuk menggunakan teknik Catatan:TS luangkan waktu setelah pidato atau seminar itu selesai dan baca kembali catatan tersebut serta tambahkan grafik jika diperlukan. Yang terbaik adalah dengan menambahkan simbol-simbol yang dibuat sendiri. Ketika mengulas, simbo-simbol tersebut memicu pikiran untuk mengingat apa yang dikatakan pembicara dan juga menghidupkan kembai apa yang kita pikirkan saat itu.
Setelah kita mengenal teknik mencatat yang efektif, kita juga harus mengetahui kiat-kiat membuat sebuah catatan pada umumnya. Yang pertama adalah mendengarkan secara aktif. Kita harus tahu apa yang ingin kita pelajari dari meteri pembicara ini? Apakah sesuatu itu perlu saya ingat?  Dsb. Lalu memperhatikan secara aktif. Selain mendengarkan kita juga harus memperhatikan pada ekspresi wajah pembicara, gerak-gerik, gerakan tubuh dan tinggi-rendah nada suaranya. Yang ketiga ada partisipasi. Ikutlah dalam diskusi-diskusi dan acungkan tangan pada sesi tanya jawab jika ada yang Anda tidak mengerti. Selanjutnya tinjauan awal. Sebelum menghadiri seminar pelajarilah dan siapkan informasi yang terkait dengan materi yang akan pembicara sampaikan.
Keempat yaitu membuat yang auditorial menjadi visual. Catatan ini harus bersifat pribadi dan berarti bagi Anda seperti hasil jepretan kamera. Kelima, jadikan mengulang itu mudah. Gunakan lembaran-lembaran lepas bukan kertas dalam satu buku lalu Anda dapat menggantungkannya pada mading agar sering terlihat dan dibaca. Setelah kita mengetahui kiat-kiat ini kita tidak hanya sekedar tahu tapi yang terakhir kita harus mencoba dan mengaplikasikannya.

Pilihlah teknik yang paling cocok dan membantu kamu dalam mencatat.

Sumber: De Porter, Bobbi, dan Hernacky, Mike. 1999. Quantum Learning
Oleh: Renisa Oktavinesa
D3 Administrasi Bisnis
145211022

Yuk menjadi Proaktif!


Pernahkah kamu menghadapi situasi dimana ada orang yang tiba-tiba datang dan memarahi mu? Lalu bagaimana sikap mu terhadap orang tersebut? Memarahi balik? Memaki karena tidak menerima? Atau melempar sepatumu kepadanya?

Dan bagaimana perasaan mu setelah bereaksi seperti tadi? Apakah lega? Atau malah merasa kebingungan dan menyesal? Nah lalu bagaimana cara yang benar untuk menyikapi situasi seperti tadi?

Disini kita akan membahas dua reaksi diasaat kita menghadapi sebuah situasi, yang pertama bersikap reaktif. Orang yang reaktif itu seperti sebuah botol soda. Jika dikocok atau terguncang sedikit saja ia langsung meledak tidak terkontrol. Mengeluarkan secara langsung apa yang hati nya rasakan tanpa berpikir dahulu apa dampak dari kata-kata atau tindakan yang ia keluarkan. Contohnya jika orang reaktif sedang berdiri dan secara tidak sengaja ada yang menyenggol nya ia langsung mengumpat tidak terima dan berpikir bahwa orang lain yang salah bukan dirinya.

Yang kedua bersikap proaktif. Orang yang proaktif diibaratkan botol air. Jika dikocok atau terguncang ia akan baik-baik saja dan tetap tenang. Orang proaktif akan berpikir sebelum bertindak, akan memikirkan dampak dari kata-kata dan tindakan yang hendak ia keluarkan. Contohnya sama dengan yang tadi, maka reaksi orang proaktif ini akan tetap tenang dan mungkin tersenyum serta berpikir positif bahwa bisa saja orang yang menyenggolnya tadi karena posisinya berdiri terlalu tengah sehingga menghalangi jalan orang-orang yang lewat. Ia takkan membiarkan orang lain membuatnya marah dan merusak harinya.

Jangan berpikir kejadian buruk yang menimpamu adalah salah seseorang sekitarmu atau yang sering kita salahkan adalah si “keadaan” dan kamu adalah korban dari kesalahan mereka semua. Misalnya  saat kamu tidak menjadi juara kelas kamu berkata jika saja kamu mempunyai perpustakaan disertai buku-buku yang lengkap serta mahal dan ruang belajar yang luas kamu akan lebih giat belajar dan bisa saja menjadi orang pertama tersebut. Kamu pun mengeluh serta menyalahkan orang tuamu atas semua yang telah terjadi.
Jika hal-hal buruk menimpamu, biasakan untuk menahan terlebih dahulu reaksimu. Ini seperti kamu sedang menekan tombol pause. Kuasi dirimu sendiri dan mulailah berpikir didasarkan dengan kesadaran diri, hati nurani, daya imajinasi dan kemauan.

Menjadi proaktif akan memberi banyak menfaat pada dirimu. Hari-hari mu akan menjadi tenang, tidak ada emosi, memandang segala sesuatu dari sisi postifnya, dan kamu tidak akan menanggung rasa bersalah karena telah terburu-buru bereaksi. Kamu memang tidak bisa mengendalikan hal-hal yang terjadi pada hidupmu, namun kamu bisa mengontrol reaksi apa yang akan kamu berikan dalam kehidupanmu. Life is choice, bukankah lebih baik memilih hal yang sudah jelas bermanfaat bagi dirimu sendiri ?

Sumber: Sean Covey.The 7 Habits of Highly Effevtive TEENS 
Oleh: Renisa Oktavinesa
D3 Administrasi Bisnis
145211022